Kita harus membedakan antara istilah iman dan Islam karena
mencampuradukkan dua istilah ini menyebabkan vonis hukum terhadap manusia
secara tidak benar. Orang yang memperhatikan Hadis Jibril akan menemukan perbedaan
antara iman dan Islam. Kedua istilah ini disebutkan secara bersamaan. Dalam Hadis
tadi Rasulullah Saw menjelaskan iman dengan amalan hati, yaitu beriman kepada Allah,
malaikat, kitab-kitabNya, para rasul, hari akhir dan takdir. Kemudian
beliau menjelaskan Islam dengan amalan anggota badan, yaitu
mengucapkan dua syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan
dan haji.[1]
Adapun ketika dua kata ini tidak disebutkan secara bersamaan,
masing-masing saling berkaitan. Tidak ada iman tanpa Islam dan tidak ada Islam
tanpa iman. Iman berkaitan dengan hati dan Islam berkaitan dengan amal-amal
luar. Inilah yang dimaksud Hadis, “Islam
itu terang-terangan dan iman itu di dalam hati.”[2] Dan
makna inilah yang dimaksud firman Allah Swt,
“Orang-orang Arab Badui
berkata, "Kami telah beriman." Katakanlah (kepada mereka), "Kamu
belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum
masuk ke dalam hatimu” (Qs. Al-Hujurât [49]: 12).
Terkadang disebutkan kata Islam, tetapi yang dimaksudkan adalah agama.
Hal ini sebagaimana yang tersebut dalam Hadis Nabi Saw,
اَلْإِسْلاَمُ أَنْ يَسْلَمَ قَلْبُكَ
لِلَّهِ وَيَسْلَمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِكَ وَيَدِكَ.
“Islam adalah hati pasrah kepada Allah dan kaum
muslimin selamat dari lisan dan tanganmu.”[3]