Senin, 15 Oktober 2012

JI : Regenerasi Kepemimpinan di Indonesia


Dinamika perjuangan menegakkan hukum Islam (syariat Islam) masih dikobarkan oleh para “pejuang” penegak khilafah Islamiyah. Mereka mempunyai tekad keras untuk mendirikan Negara Islam yang berlandaskan pada al-quran dan al-hadis. Romantika masa lalu mengenai zaman keemasan Islam di Era Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasyiyah, Turki Utsmani dan lainnya menjadi ghiroh akan kembalinya zaman keemasan Islam. Namun cara atau langkah yang mereka lakukan, ada yang tidak mencermin nilai-nilai Islam, seperti pemaksaan, kekerasan, teror, dan bahkan sampai tindak kriminal dilakukan. Oleh karena itu, apa yang sebenarnya mereka hendaki? Terciptanya Khilafah Islam atau hanya sekedar ingin mendapatkan kekuasaan politik semata?
Menelisik akar sejarahnya, kelompok pejuang penegak Khilafah Islamiyah itu melandaskan nilai perjuangannya dengan mendirikan beragam organisasi yang mengatasnamakan Islam, seperti Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Negara Islam Indonesia (NII) dan sebagainya. Organisasi semacam itu, menjadi bayang-bayang yang menakutkan bagi keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republika Indonesia) dan tentraman rakyat Indonesia.

Mantan Mantiq III Jamaah Islamiyah Nasir Abbas menyebutkan akar masalah teror di Indonesia bersumber dari NII. Dia menyebutkan sejak peristiwa bom Kuningan pada 2004 keterlibatan NII sudah terjadi. "Saat itu kolaborasi Rois alias Iwan Darmawan dengan Noordin M Top menyusul Bom Bali II, aksi bom 2005 dan 2009.
Namun, kata Mardigu, gerakan Jamaah Islamiyah (JI) itulah yang kini menjadi panutan atau inspirasi para teroris muda untuk menggoyang keamanan dan tenteraman negara Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar